RUMAHKOPI MATITI, JAKARTA - Secangkir kopi mengawali hari yang sibuk atau ketika sedang bersantai di sore hari bisa memberi suntikan semangat bagi kita. Di balik sensasi itu, minuman kopi memiliki banyak manfaat seperti mengurangi risiko kanker misalnya. Namun, kopi ternyata juga mampu mempengaruhi hormon-hormon pada wanita.
Peningkatan dan penurunan hormon pada wanita usia subur juga sangat tergantung pada etnis. Para ilmuwan menemukan bahwa wanita Asia yang mengonsumsi 200 mg kafein atau dua cangkir kopi sehari, memiliki tingkat estrogen yang sama dengan kafein dari dua wanita Amerika.
Namun, wanita berkulit terang yang mengonsumsi 200 mg kafein memiliki kadar estrogen sedikit lebih rendah daripada mereka yang minum kurang dari dua cangkir kopi. Sementara, wanita berkulit gelap hanya mengalami sedikit perubahan setelah minum kopi.
Tim dari University of Utah mempelajari lebih dari 250 wanita pada tahun 2005 – 2007. Penelitian ini dipublikasikan secara online dalam American Journal of Clinical Nutition. Mereka menemukan bahwa sumber kafein dapat mengubah tingkat hormon dalam tubuh wanita. Wanita yang memperoleh kafein dari minuman ringan atau teh hijau memiliki tingkat estrogen yang lebih tinggi di antara para wanita pada etnis yang sama.
Perubahan ini tampaknya tidak mempengaruhi ovulasi pada wanita. Sebagian besar peserta dalam penelitian ini memiliki siklus menstruasi antara satu dan tiga minggu. Para penulis mencatat informasi ini lebih tepat menggambarkan hubungan antara kafein dan hormon dari penelitian sebelumnya.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein di kalangan wanita usia subur memiliki efek pada kadar estrogen,” kata Dr. Enrique Schisterman, dari National Institutes of Health, ketika penelitian ini dilakukan. “Dalam jangka pendek, variasi kadar estrogen di antara kelompok yang berbeda tidak muncul.”
Namun, Dr. Schisterman menambahkan, ada variasi dalam tingkat estrogen yang terkait dengan berbagai gangguan pada wanita seperti endometriosis, osteoporosis, endometrium, kanker payudara, dan kanker ovarium dalam jangka panjang.
“Konsumsi kafein dalam jangka panjang berpotensi mempengaruhi tingkat estrogen. Hal ini logis untuk mengamati konsumsi kafein terhadap gangguan tersebut,” tambahnya.
Peningkatan dan penurunan hormon pada wanita usia subur juga sangat tergantung pada etnis. Para ilmuwan menemukan bahwa wanita Asia yang mengonsumsi 200 mg kafein atau dua cangkir kopi sehari, memiliki tingkat estrogen yang sama dengan kafein dari dua wanita Amerika.
Namun, wanita berkulit terang yang mengonsumsi 200 mg kafein memiliki kadar estrogen sedikit lebih rendah daripada mereka yang minum kurang dari dua cangkir kopi. Sementara, wanita berkulit gelap hanya mengalami sedikit perubahan setelah minum kopi.
Tim dari University of Utah mempelajari lebih dari 250 wanita pada tahun 2005 – 2007. Penelitian ini dipublikasikan secara online dalam American Journal of Clinical Nutition. Mereka menemukan bahwa sumber kafein dapat mengubah tingkat hormon dalam tubuh wanita. Wanita yang memperoleh kafein dari minuman ringan atau teh hijau memiliki tingkat estrogen yang lebih tinggi di antara para wanita pada etnis yang sama.
Perubahan ini tampaknya tidak mempengaruhi ovulasi pada wanita. Sebagian besar peserta dalam penelitian ini memiliki siklus menstruasi antara satu dan tiga minggu. Para penulis mencatat informasi ini lebih tepat menggambarkan hubungan antara kafein dan hormon dari penelitian sebelumnya.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein di kalangan wanita usia subur memiliki efek pada kadar estrogen,” kata Dr. Enrique Schisterman, dari National Institutes of Health, ketika penelitian ini dilakukan. “Dalam jangka pendek, variasi kadar estrogen di antara kelompok yang berbeda tidak muncul.”
Namun, Dr. Schisterman menambahkan, ada variasi dalam tingkat estrogen yang terkait dengan berbagai gangguan pada wanita seperti endometriosis, osteoporosis, endometrium, kanker payudara, dan kanker ovarium dalam jangka panjang.
“Konsumsi kafein dalam jangka panjang berpotensi mempengaruhi tingkat estrogen. Hal ini logis untuk mengamati konsumsi kafein terhadap gangguan tersebut,” tambahnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !